Penyebab sering buang air kecil di malam hari sangatlah beragam. Mulai dari faktor usia menandakan kondisi medis serius.
Malam hari yaitu waktu terbaik untuk beristirahat, melepas penat sesudah seharian berjibaku dengan banyaknya aktivitas. Namun pada beberapa orang, waktu malam tak ubahnya siang hari yang dijejali bermacam-macam kesibukan. Lantaran harus bolak-balik ke kamar mandi akhir hasrat buang air kecil yang sulit dibendung.
Dalam dunia medis, kondisi ini disebut dengan nokturia (nocturnal polyuria). Dimana penderitanya harus terbangun berulang kali dalam semalam akhir adanya desakan untuk buang air kecil. Walhasil, waktu tidur yang sehat dan ideal pun menjadi terabaikan.
Lebih jauh seputar nokturia
Nokturia bukanlah suatu penyakit, melainkan tanda-tanda dari sejumlah penyebab yang mendasarinya. Seseorang yang telah memasuki masa renta lebih berisiko mengalami nokturia akhir imbas dari semakin menurunnya konsentrasi hormon anti-diuretik ditambah dengan semakin melemahnya otot-otot kandung kemih.
Selain faktor usia yang semakin menua, kondisi kehamilan juga sanggup meningkatkan risiko terjadinya nokturia. Pasalnya, dikala hamil terjadi peningkatan kadar progesteron ditambah dengan membesarnya rahim seiring tumbuh kembangnya janin yang pada kesannya sanggup memberi tekanan ekstra pada kandung kemih.
Dalam sejumlah kasus lainnya, nokturia sanggup pula dipengaruhi oleh faktor gaya hidup menyerupai asupan garam berlebih atau kebiasaan sering minum berlebih sebelum tidur. Bahkan sanggup dikorelasikan dengan sejumlah kondisi medis, baik akut maupun kronis menyerupai infeksi jalan masuk kemih, gagal jantung kongestif, diabetes, tekanan darah tinggi dan sebagainya.
Berikut penyebab sering buang air kecil di malam hari (nokturia) selengkapnya:
1. Gaya Hidup
Penyebab sering buang air kecil di malam hari sanggup berasal dari faktor gaya hidup menyerupai asupan garam yang tinggi dan kebiasaan terlalu banyak minum di dikala mendekati jam tidur – termasuk minum air putih, minuman beralkohol dan minuman berkafein (kopi, soda, teh).
2. Kondisi Medis Akut
Infeksi jalan masuk kemih menjadi salah satu kondisi medis akut yang kerap mengakibatkan penderitanya sering mengalami buang air kecil di malam hari. Di samping beberapa tanda-tanda lainnya yang sanggup menyertai menyerupai demam, sakit di perut dan panggul, nyeri dikala buang air kecil, warna urine yang keruh sampai kemunculan darah dalam urine.
Selain ISK, kondisi medis akut lainnya yang sanggup menjadikan perubahan pada frekuensi buang air kecil yaitu penyakit kerikil kandung kemih (bladder calculi). Penyakit ini terbentuk akhir adanya pengendapan mineral dalam sisa urine di kandung kemih yang lantas mengkristal layaknya batu. Penyebabnya sendiri bermacam-macam menyerupai kurang minum, pembesaran prostat, sistokel, kerikil ginjal dan lainnya.
3. Kondisi Medis Kronis
Nokturia sering dialami oleh mereka yang menderita gangguan kardiovaskuler, terutama pada kasus gagal jantung kongestif (heart failure). Dimana sepertiga penderitanya bahkan paling tidak harus terbangun dari tidurnya sebanyak 3 kali dalam semalam hanya untuk berkemih.
Waspadai jika kerap mempunyai tanda-tanda sesak napas, cepat lelah, pembengkakan pada tungkai juga pergelangan kaki disertai dengan meningkatnya frekuensi buang air kecil di malam hari. Karena sanggup jadi kondisi tersebut merupakan menandakan dari penyakit gagal jantung kongestif.
Selain gagal jantung kongestif, beberapa kondisi medis kronis lainnya yang ditenggarai menjadi penyebab sering buang air kecil di malam hari diantaranya yakni:
- Diabetes. Penyakit yang ditandai dengan kadar glukosa darah yang tinggi. Umumnya terbagi dalam dua jenis yakni diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2.
- Tekanan darah tinggi. Kondisi dimana tekanan darah berada pada nilai 130/80 mmHg atau lebih. Komplikasi yang sanggup menyertai menyerupai gagal jantung, gagal ginjal dan stroke.
- Sindrom kaki gelisah. Penyakit saraf yang ditandai dengan rasa tidak menyenangkan menyerupai rasa panas, kesemutan atau tertusuk sehingga menjadikan cita-cita untuk selalu menggerakkan kaki – terutama di malam hari.
- Penyakit parkinson. Penyakit saraf yang ditandai dengan tiga tanda-tanda utama, yakni tremor (gemetar pada tangan dan jari-jemari), gerak tubuh melambat dan kekakuan pada otot.
- Multiple sclerosis. Penyakit berat yang belum sanggup disembuhkan. Terjadi akhir kekeliruan sistem imun yang menyerang selaput pelindung saraf (mielin) di dalam otak dan saraf tulang belakang.
- Sleep apnea. Gangguan tidur yang ditandai dengan periode henti napas secara berulang ketika tidur.
4. Obat-Obatan
Beberapa jenis obat-obatan diketahui sanggup menjadikan imbas samping berupa nokturia pada sebagian penggunanya. Khususnya obat diuretik yang umum dipakai untuk mengobati darah tinggi dan sejumlah penyakit yang mengakibatkan terjadinya penumpukan cairan dalam tubuh.
Penanganan persoalan sering buang air kecil di malam hari
Penanganan dari nokturia atau sering buang air kecil di malam hari ini tergantung dari penyebabnya. Bila terjadi akhir terlalu banyak minum, maka disarankan untuk minum secukupnya saja menjelang waktu tidur.
Bila curiga mengalami infeksi atau penyakit tertentu maka jangan tunda untuk segera memeriksakan diri ke dokter semoga di sanggup diagnosis penyebab dan opsi perawatan yang tepat.
Beberapa tips sederhana yang sanggup diterapkan guna membantu mengurangi intensitas buang air kecil di malam hari diantaranya yakni:
- Hindari allkohol dan konsumsi minuman berkafein di malam hari.
- Kurangi asupan garam.
- Posisikan kaki lebih tinggi dari badan.
- Kenakan stoking kompresi yang sanggup membantu mencegah penumpukan cairan.
- Lakukan senam kegel atau latihan otot dasar panggul guna membantu memperkuat otot-otot panggul dan meningatkan kontrol kandung kemih.
Terakhir, batasi sederet makanan yang berpotensi mengakibatkan iritasi kandung kemih menyerupai cokelat, makanan pedas dan asam serta yang mengandung suplemen buatan. Dan jangan lupa pula untuk membiasakan diri buang air kecil sebelum tidur.
No comments:
Post a Comment